Kurikulum Baru di Mata Tutor: Peluang Emas Astina Gerakkan Pendidikan Kesetaraan
Sebagai seorang tutor Pendidikan Kesetaraan, kita berada di garda terdepan dalam melayani warga belajar yang unik dan beragam. Setiap perubahan kebijakan, terutama kurikulum, adalah tantangan sekaligus peluang. Nah, sebuah kebijakan baru sedang disiapkan, dan ini bisa menjadi momentum emas bagi kita para tutor, khususnya yang bernaung di bawah Asosiasi Tutor Nasional (Astina), untuk unjuk gigi.
Tulisan ini merangkum beberapa gagasan kunci dari video sosialisasi Permendikdasmen No. 13 Tahun 2025 yang bisa Anda tonton di YouTube pada tautan ini. Mari kita bedah bersama dari sudut pandang seorang tutor.
Dari Mengajar ke Memfasilitasi: Peran Baru Tutor yang Lebih Keren! 🚀
Kurikulum baru ini menekankan pergeseran besar dari sekadar transfer materi ke pembelajaran mendalam (deep learning) [05:45]. Artinya, peran kita sebagai tutor berevolusi. Kita tidak lagi hanya "mengajar" di depan kelas, tetapi menjadi "fasilitator" yang memantik rasa ingin tahu dan membantu warga belajar menemukan makna. Ini adalah kesempatan untuk membuat pembelajaran menjadi kontekstual dan relevan dengan kehidupan mereka [14:45].
Kabar baiknya, kurikulum ini dirancang untuk fleksibel dan adaptif [03:06]. Ini adalah "panggung" bagi kreativitas tutor. Kita bisa merancang proyek-proyek seru yang menjawab kebutuhan lokal, sesuatu yang selalu menjadi keunggulan Pendidikan Kesetaraan.
Astina sebagai Motor Penggerak Profesionalisme Tutor 🛠️🤝
"...implementasi kurikulum adalah perjalanan panjang yang memerlukan partisipasi semesta [13:22]. Guru dan kepala sekolah tidak berjalan sendirian."
Kalimat di atas seolah menjadi panggilan bagi organisasi profesi seperti Astina. Di sinilah peran strategis Astina menjadi sangat krusial. Astina dapat menjadi jembatan bagi para tutor untuk:
- Mengikuti Pelatihan Berkualitas: Menjawab kebutuhan akan pelatihan dan panduan [18:03], Astina bisa mengorganisir workshop tentang metode pembelajaran berbasis proyek atau cara memfasilitasi deep learning yang efektif.
- Membangun Komunitas Belajar: Menciptakan ruang bagi para tutor di seluruh Indonesia untuk berbagi praktik baik, tantangan, dan solusi dalam menerapkan kurikulum baru.
- Menjadi Suara Tutor: Mengadvokasikan kebutuhan para tutor, terutama yang bertugas di daerah 3T [26:45], agar mendapat dukungan yang setara dan memadai.
Panggilan Jiwa: Menciptakan "Taman Belajar" 🌳❤️
Pada akhirnya, semua kembali pada panggilan jiwa kita sebagai tutor. Video tersebut mengimpikan sebuah kondisi di mana warga belajar merasa PKBM adalah
"taman" yang nyaman dan menyenangkan [11:27]. Siapa lagi yang bisa menciptakan atmosfer itu kalau bukan kita, para tutor yang berinteraksi langsung dengan mereka? Dengan semangat baru dari kurikulum ini dan dukungan dari komunitas solid seperti Astina, visi tersebut bukan lagi angan-angan. ( m Kurtubi )Mari, rekan-rekan tutor se-Indonesia, kita sambut perubahan ini bukan sebagai beban, tetapi sebagai kanvas baru untuk melukis masa depan Pendidikan Kesetaraan yang lebih cerah dan bermartabat!

