• Jelajahi

    Copyright © DPP ASTINA - Indonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    'Senjata Rahasia' Guru agar Murid Fahamnya Terdeteksi

    DPP ASTINA
    31/07/2025, 23:21 WIB Last Updated 2025-08-01T02:06:31Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

     

    Pendekatan mengajar dengan taksonomi SOLO

    Buat para guru Pendidikan Kesetaraan, siap-siap upgrade cara kita mengajar.

    Ini dia 'senjata rahasia' untuk memastikan siswa nggak cuma hafal materi, tapi benar-benar paham. Namanya Taksonomi SOLO. Kerangka yang dikembangkan Biggs dan Collis (1982) ini bukan sekadar teori, tapi panduan praktis untuk melihat seberapa dalam pemahaman siswa kita. Dengan SOLO, kita bisa fokus pada proses berpikir yang jauh lebih penting daripada sekadar konten. Penasaran? Mari kita selami lebih dalam penjelasan, contoh, dan referensi akademiknya.

    1. Konsep Dasar Taksonomi SOLO

    Taksonomi SOLO mengkategorikan pemahaman siswa ke dalam lima level hierarkis, dari yang paling sederhana hingga paling kompleks:

    Level SOLOKarakteristikIndikator
    PrestrukturalTidak memahami konsepJawaban tidak relevan, acak, atau kosong
    UnistrukturalPemahaman tunggal, terisolasiMengidentifikasi satu aspek, tanpa koneksi
    MultistrukturalBeberapa ide terpisahDaftar fakta tanpa integrasi
    RelasionalIde terhubung secara logisMembuat hubungan, menjelaskan sebab-akibat
    Extended AbstractGeneralisasi ke konteks baruBerpikir abstrak, menerapkan di situasi baru

    (Biggs & Tang, 2011, hal. 87)


    2. Aplikasi dalam Pendidikan Kesetaraan

    Pendidikan kesetaraan (Paket A/B/C) sering menghadapi peserta dengan latarbelakang beragam. SOLO membantu guru merancang pembelajaran yang bermakna dan berjenjang.

    Contoh Penerapan dalam Mata Pelajaran IPS (Sejarah)

    Pertanyaan: "Jelaskan dampak Revolusi Industri di Eropa!"

    • Prestruktural: "Revolusi Industri itu ada di Inggris." (tidak menjawab pertanyaan)

    • Unistruktural: "Revolusi Industri menyebabkan mesin uap ditemukan." (satu fakta)

    • Multistruktural: "Revolusi Industri menyebabkan mesin uap, urbanisasi, dan pabrik." (beberapa fakta terpisah)

    • Relasional: "Revolusi Industri memicu urbanisasi karena pabrik butuh buruh, sehingga masyarakat agraris beralih ke industri." (hubungan sebab-akibat)

    • Extended Abstract: "Revolusi Industri tidak hanya mengubah ekonomi Eropa, tetapi juga memicu kolonialisme untuk mencari bahan baku, yang akhirnya mempengaruhi Asia dan Afrika." (generalisasi ke konteks global)

    (Adaptasi dari Hook, 2015, hal. 42)


    3. SOLO untuk Deep Learning

    Deep learning menekankan pemahaman konseptual, bukan hafalan. SOLO cocok karena:

    1. Mendorong Higher-Order Thinking (HOTS) – Level Relasional dan Extended Abstract setara dengan analisis, evaluasi, dan kreasi dalam Taksonomi Bloom.

    2. Memberi Umpan Balik Spesifik – Guru bisa melihat di level mana siswa stuck dan merancang scaffolding.

    3. Fleksibel untuk Berbagai Subjek – Bisa dipakai di matematika (pemecahan masalah), sains (eksperimen), atau seni (interpretasi).

    Contoh Scaffolding:

    • Jika siswa hanya mencapai Multistruktural, guru bisa memberi pertanyaan lanjutan: "Bagaimana hubungan antara penemuan mesin uap dan perubahan sosial di kota?"

    (Hattie, 2012, "Visible Learning for Teachers")


    4. Perbandingan dengan Taksonomi Bloom

    AspekTaksonomi BloomTaksonomi SOLO
    FokusKognitif (hapalan hingga kreasi)Struktur pemahaman (sederhana ke kompleks)
    AplikasiMerancang tujuan pembelajaranMengevaluasi kualitas jawaban siswa
    KelebihanTerstruktur untuk perencanaan kurikulumLebih deskriptif untuk asesmen formatif

    (Biggs & Tang, 2011)


    5. Strategi Implementasi untuk Guru

    1. Rancang Pertanyaan Berjenjang

      • Gunakan kata kunci SOLO:

        • Unistruktural: Sebutkan, identifikasi

        • Multistruktural: Daftarkan, urutkan

        • Relasional: Bandingkan, jelaskan mengapa

        • Extended Abstract: Bagaimana jika..., prediksikan

           

    2. Berikan Rubrik SOLO
      Contoh rubrik menulis:

      • Prestruktural: Tulisan tidak terkait topik.

      • Unistruktural: Menyebut satu argumen tanpa bukti.

      • Multistruktural: Menyebut beberapa argumen terpisah.

      • Relasional: Argumen saling terkait dengan contoh.

      • Extended Abstract: Argumen + implikasi ke kehidupan nyata.

         

    3. Gunakan SOLO untuk Feedback

      • Alih-alih mengatakan "kurang mendalam", guru bisa memberi arahan: "Coba hubungkan faktor ekonomi dan politik dalam jawabanmu."

    (Pam Hook, "SOLO Taxonomy: A Guide for Schools", 2015)


    6. Referensi Akademik

    1. Biggs, J., & Collis, K. (1982). Evaluating the Quality of Learning: The SOLO Taxonomy. Academic Press.

    2. Biggs, J., & Tang, C. (2011). Teaching for Quality Learning at University. McGraw-Hill.

    3. Hattie, J. (2012). Visible Learning for Teachers. Routledge.

    4. Hook, P. (2015). SOLO Taxonomy in the Classroom. Essential Resources.


    Kesimpulan

    Taksonomi SOLO adalah alat powerful untuk:

    • Mengevaluasi kedalaman pemahaman siswa.

    • Merancang pembelajaran berdiferensiasi.

    • Mendorong deep learning melalui pertanyaan kritis.

    Guru pendidikan kesetaraan bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas respon siswa, terutama dalam konteks pembelajaran mandiri dan proyek berbasis masalah.

    "SOLO bukan tentang seberapa banyak siswa tahu, tapi seberapa dalam mereka memahaminya." — John Biggs



    Editor: M. Kurtubi

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Tag Terpopuler