• Jelajahi

    Copyright © DPP ASTINA - Indonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    258 Juta Anak Terancam Tanpa Sekolah

    DPP ASTINA
    26/09/2025, 14:12 WIB Last Updated 2025-09-26T11:28:37Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Alarm Merah Pendidikan Global: 258 Juta Anak Terancam Tanpa Sekolah, UNESCO Desak Revolusi Anggaran


    [​JAKARTA; ASTINA Jumat, 26/9/2025] - Sebuah krisis senyap tengah membayangi masa depan dunia. Di tengah gemerlap kemajuan teknologi, sebanyak 258 juta anak dan remaja di seluruh dunia ternyata masih belum bisa merasakan bangku sekolah. Lebih mengkhawatirkan lagi, 617 juta anak dan remaja lainnya yang bersekolah pun tidak mampu membaca dan mengerjakan matematika dasar.

    Hal itu diungkapkan oleh wakil dari UNESCO, Maki Katsuno-Hayashikawa, Direktur Kantor Regional Multisektoral UNESCO di Jakarta, dan Perwakilan UNESCO untuk Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Timor Leste. 


    ​Fakta yang mengguncang ini menjadi pengingat keras pada peringatan Hari Pendidikan Internasional yang ditetapkan PBB pada 24 Januari. Ini bukan sekadar angka statistik, melainkan potret nyata hilangnya hak asasi dan potensi generasi penerus.


    Hak yang Terampas, Kemiskinan yang Melingkar

    ​Pendidikan adalah fondasi utama untuk memutus rantai kemiskinan dan mencapai kesetaraan gender. Namun, data menunjukkan betapa rapuhnya fondasi ini. Kurang dari 40% anak perempuan di Afrika Sub-Sahara berhasil menyelesaikan sekolah menengah pertama, dan sekitar 4 juta anak-anak pengungsi terpaksa putus sekolah.

    "Pendidikan adalah hak asasi manusia, barang publik, dan tanggung jawab publik," demikian penegasan yang terdengar dalam salah satu seruan global tersebut. "Hak mereka atas pendidikan dilanggar, dan itu tidak dapat diterima," lanjut pernyataan itu.

    Seruan Darurat UNESCO: Investasi "Lebih Banyak dan Lebih Baik"

    ​Menghadapi situasi darurat ini, Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan  (UNESCO) tidak tinggal diam. Melalui sebuah pernyataan resmi, UNESCO menyerukan kepada semua pemerintah dan mitranya untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas nomor satu.


    ​Bukan hanya retorika, UNESCO menuntut komitmen nyata dalam bentuk anggaran.


    ​"Kita harus mendedikasikan setidaknya 4 hingga 6% dari PDB dan 15 hingga 20% dari pengeluaran publik untuk pendidikan," tegas seruan UNESCO.


    ​Menurut UNESCO, dunia tidak bisa lagi menjalankan pendidikan dengan cara-cara lama, terutama di tengah tantangan krisis iklim, kemerosotan demokrasi, dan revolusi teknologi yang masif.


    ​Investasi yang lebih baik juga menjadi kunci. Ini berarti dunia perlu fokus pada:


    • Merekrut dan melatih kembali guru agar sesuai dengan tuntutan zaman.
    • Merevitalisasi metode pengajaran agar lebih interaktif dan relevan.
    • Menyesuaikan kurikulum dengan tantangan masa kini dan masa depan.

    ​Melalui inisiatif global "Futures of Education", UNESCO kini tengah memimpin sebuah debat dunia untuk menata kembali wajah pendidikan agar setiap individu, tanpa terkecuali, siap menghadapi tantangan abad ke-21. (DPP Astina) 



    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Tag Terpopuler